NAMA : ROSI SITI ROSIDAH
NIM :
P2.06.31.1.12.033
MATA
KULIAH : EPIDEMIOLOGI GIZI
EPIDEMIOLOGI
MASALAH STUNTING (PENDEK)
Masalah
Gizi kini bukan hanya gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih, ada juga masalah
stunting (pendek). Stunting (pendek) adalah salah satu bentuk gizi kurang yang
ditandai dengan tinggi badan menurut umur diukur dengan standar deviasi dengan
referensi WHO tahun 2005. Status gizi anak dipengaruhi pada asupan gizi nya
pada usia 0-3 tahun atau yang disebut dengan masa emas, jika asupan gizi nya
kurang optimal akan mengganggu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
Hasil
Riskesdas 2010 ditemukan anak balita yang menderita gizi kurang dan buruk
sebanyak 17,9%; balita yang kurus dan sangat kurus sebanyak 13,3%; serta balita
yang pendek dan sangat pendek sebanyak 35,6%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2010, untuk skala nasional, prevalensi anak balita stunting
(pendek) sebesar 35,6 % atau turun 1,2 % dibandingkan tahun 2007 (36,8 %) dan
angka tertinggi kejadian stunting (pendek) yakni pada usia 12-23 bulan dengan
presentase sebesar 18,5% dengan kategori pendek dan 23,0% dengan kategori
sangat pendek.
Kurangnya
asupan zat gizi makro dan mikro dapat menyebabkan stunting pada anak, selain faktor
genetik, lingkungan, sosial dan ekonomi. Kondisi stunting dapat dikarenakan
kekurangan asupan zat gizi dalam jangka waktu yang cukup lama. Peran orang tua
dalam pola asuh dan pola makan pada balita umur 0-2 tahun sangat berpengaruh
pada status gizi anak, karena pada usia tersebut, anak belum dapat memilih
sendiri makanan yang ia mau, tetapi pada usia 2 tahun ke atas anak sudah mulai
selektif dalam menerima makanan yang ia sukai dan ia tidak sukai. Peran ibu
sangat berpengaruh pada status gizi keluarga, karena ibu yang memegang peranan
dalam memilih makanan, memasak makanan dan merencanakan menu makan.
Faktor
gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil
dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth
retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Gangguan
pertumbuhan itu terutama saat menjelang dan saat pertumbuhan pesat yaitu pada
saat baduta dan saat awal remaja, untuk wanita yaitu pada usia 11-13 tahun dan
pria13-15 tahun.
Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan tinggi badan menggambarkan berkurangnya jumlah dan
kualitas sel dan jaringan organ internal anak, yaitu ginjal, endokrin, hati,
pancreas, jantung dll. Juga gangguan pada sel otak dan sistim hormon.
Berikut
ini adalah jaring-jaring sebab akibat epidemiologi terkait dengan masalah
stunting:
Daftar Pustaka:
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2010: Laporan Nasional [serial
online]. 2010 [dikutip 26 Februari 2012]. Diunduh dari: http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2012, Halaman 617 - 626 Online
di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Kultwit stunting (Prof. @hardin_IPB) dikutip dari
http://chirpstory.com/li/168231
Tidak ada komentar:
Posting Komentar