Sabtu, 09 November 2013

EPIDEMIOLOGI GIZI STUNTING





NAMA                       : ROSI SITI ROSIDAH
NIM                            : P2.06.31.1.12.033
MATA KULIAH      : EPIDEMIOLOGI GIZI

EPIDEMIOLOGI MASALAH STUNTING (PENDEK)
Masalah Gizi kini bukan hanya gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih, ada juga masalah stunting (pendek). Stunting (pendek) adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur diukur dengan standar deviasi dengan referensi WHO tahun 2005. Status gizi anak dipengaruhi pada asupan gizi nya pada usia 0-3 tahun atau yang disebut dengan masa emas, jika asupan gizi nya kurang optimal akan mengganggu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
Hasil Riskesdas 2010 ditemukan anak balita yang menderita gizi kurang dan buruk sebanyak 17,9%; balita yang kurus dan sangat kurus sebanyak 13,3%; serta balita yang pendek dan sangat pendek sebanyak 35,6%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, untuk skala nasional, prevalensi anak balita stunting (pendek) sebesar 35,6 % atau turun 1,2 % dibandingkan tahun 2007 (36,8 %) dan angka tertinggi kejadian stunting (pendek) yakni pada usia 12-23 bulan dengan presentase sebesar 18,5% dengan kategori pendek dan 23,0% dengan kategori sangat pendek.
Kurangnya asupan zat gizi makro dan mikro dapat menyebabkan stunting pada anak, selain faktor genetik, lingkungan, sosial dan ekonomi. Kondisi stunting dapat dikarenakan kekurangan asupan zat gizi dalam jangka waktu yang cukup lama. Peran orang tua dalam pola asuh dan pola makan pada balita umur 0-2 tahun sangat berpengaruh pada status gizi anak, karena pada usia tersebut, anak belum dapat memilih sendiri makanan yang ia mau, tetapi pada usia 2 tahun ke atas anak sudah mulai selektif dalam menerima makanan yang ia sukai dan ia tidak sukai. Peran ibu sangat berpengaruh pada status gizi keluarga, karena ibu yang memegang peranan dalam memilih makanan, memasak makanan dan merencanakan menu makan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Gangguan pertumbuhan itu terutama saat menjelang dan saat pertumbuhan pesat yaitu pada saat baduta dan saat awal remaja, untuk wanita yaitu pada usia 11-13 tahun dan pria13-15 tahun.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan tinggi badan menggambarkan berkurangnya jumlah dan kualitas sel dan jaringan organ internal anak, yaitu ginjal, endokrin, hati, pancreas, jantung dll. Juga gangguan pada sel otak dan sistim hormon.
Berikut ini adalah jaring-jaring sebab akibat epidemiologi terkait dengan masalah stunting:



Daftar Pustaka:
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2010: Laporan Nasional [serial online]. 2010 [dikutip 26 Februari 2012]. Diunduh dari: http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 617 - 626    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Kultwit stunting (Prof. @hardin_IPB) dikutip dari http://chirpstory.com/li/168231

Tidak ada komentar:

Posting Komentar